PUBT DV SOS 2015
Minggu, 5 April 2015
Hari Minggu pagi sekitar pukul 6.30, saya dan kedua teman saya, Evi dan Josephine pergi ke Kampus Binus Anggrek. Lho? Mengapa hari Minggu pagi yang seharusnya bisa tidur dengan santai karena libur malah pergi ke kampus? Buat apa?
Ya, hari itu kami mengikuti acara yang diselenggarakan oleh KMBD Binus University dan Tzu Chi beserta TFI sebagai Community Partner dalam acara Pengetikan Ulang Buku untuk Tunanetra(PUBT) DV SOS 2015.
Saya menjadi volunteer PUBT DV SOS 2015. Saya secara pribadi sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan sosial ini karena menurut saya membantu orang yang membutuhkan itu membuat diri saya berguna bagi masyarakat dan saya senang serta turut bahagia ketika bisa memberikan setidaknya bantuan untuk para tunanetra. Acara pengetikan ulang buku ini dilakukan untuk membuat cetakan ulang buku dalam bentuk buku braille yaitu buku yang biasa dibaca oleh para tuna netra dengan tulisan-tulisan timbul yaitu braille.
Saya tahu bahwa mengetik ulang buku bukan hal yang sangat besar, namun saya berharap kontribusi saya walaupun sekecil apapun, saya ingin membantu para tunanetra tersebut. Oleh karena itu, saya mendaftar menjadi volunteer pengetikan ulang buku itu.
Sampai di kampus Anggrek, saya dan teman-teman saya naik bus, kemudian menuju Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk.
Di sana, kami registrasi ulang. Saat registrasi ulang, tangan kami diberi cap dan kami juga mendapat souvenir.
Ini saat saya dan teman-teman saya masuk ke Tzu Chi
Kemudian, kami di antarkan ke tempat duduk masing-masing. Ketika acara pembukaan, diawali sambutan MC, kemudian pembukaan oleh Metta Ratana, ketua DV SOS 2015. Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Tan William, Ketua KMBD Binus University. Kemudian, pembukaan oleh Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Fatahillah serta pembukaan dari perwakilan dari Tzu Chi. Kemudian, acara peresmian Pengetikan Ulang Buku untuk Tunanetra yaitu Pak Fatahillah memukul gong sebanyak 3 kali sebagai tanda peresmiannya.
Setelah itu, ada penampilan dari para tuna netra dari Yayasan Mitra Netra. Mereka menampilkan nyanyian yang indah dan merdu mirip dengan penyanyi aslinya, permainan biola dan juga alat musik keyboard.
Kemudian, dimulailah pengetikan ulang buku secara massal. Saya mendapatkan buku berjudul Sejenak Hening dari halaman 64-79. Jadi, setiap orang mendapatkan lembar fotokopian buku sekitar 6 lembar terdiri dari 15 halaman.
Kami mengetik dengan laptop masing-masing. Setelah beberapa saat, saya telah menyelesaikan pengetikan tersebut. Kemudian saya mengangkat tangan dan panitia datang menghampiri saya untuk mengcopy hasil pekerjaan saya. Setelah itu panitia juga menawarkan apakah saya ingin mengetik buku lain atau tidak. Saya sudah tidak memiliki pekerjaan apapun lagi di sana, maka saya pun menerima tawaran tersebut dan mengetik lagi buku yang baru. Saya mendapatkan buku yang berjudul Ways to Live Forever halaman 162-177. Sekitar tengah hari, kami diminta untuk menghentikan kegiatan mengetik karena sudah saatnya makan siang. Maka kami pun makan siang bersama. Setelah selesai makan siang, kami melanjutkan pengetikan sampai akhirnya pukul 14.30 adalah batas selesai pengetikan. Saya akhirnya selesai mengetik buku yang kedua tersebut. Saya merasa sangat puas sekali karena bisa selesai mengetik buku-buku tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengenai Tzu Chi dan juga ada sesi door prize serta foto bersama. Saat sesi door prize, ternyata saya mendapatkan door prize nya yaitu sebuah Power Bank Samsung 3800 mAH.
Saya tidak menyangka sama sekali ternyata saya bisa mendapat door prize karena selama ini saya tidak pernah mendapatkan door prize sama sekali. Hari ketika saya dengan suka rela melakukan sedikit kebajikan DV SOS 2015 Bring the Light for the Blind, ternyata saya mendapatkan hadiah juga. Saya merasa sangat senang pada hari itu. Ketika sore tiba, acara PUBT tersebut selesai dan kami pun kembali ke bus dan pulang. Kami juga tak lupa mengatakan secara bersama “We have donated vision” karena kami telah membantu para tuna netra untuk bisa membaca buku dengan cara pengetikan ulang ini.
Pembelajaran yang saya dapatkan dari acara ini adalah berbuat kebaikan bagi sesama itu sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan, dalam hal ini para tuna netra. Mereka sangat berterima kasih karena banyak orang-orang yang masih peduli dan mau membantu mereka menghadapi keterbatasan mereka dalam membaca. Bagi yang melakukan kebaikan akan mendapatkan kebahagiaan karena telah membantu dan juga menambah pahala serta berkontribusi walaupun sedikit namun berarti besar bagi para tuna netra. Selain itu, saya sadar bahwa para tuna netra juga ingin hidup seperti orang-orang normal lainnya, bisa melihat, sekolah, kuliah, membaca, bermain, namun karena keterbatasan mereka, mereka menjadi terhambat dan kesulitan. Tetapi, dari semangat anak-anak Yayasan Mitra Netra yang datang pada hari itu, saya tahu bahwa mereka tetap bisa menunjukkan bakat mereka yang luar biasa seperti menyanyi dan bermain alat musik. Saya sangat kagum dengan semangat mereka untuk mengembangkan bakat yang mereka punya meskipun dengan keterbatasan penglihatan.
“Motivasi yang dapat saya berikan kepada teman-teman yang tunanetra adalah janganlah berhenti bermimpi dan berusahalah untuk mencapai impian meskipun memiliki keterbatasan. Ketika seseorang berniat dan berusaha untuk mencapai sesuatu, ia pasti akan mencapai hal tersebut.”
“Motivasi untuk para aktivis sosial untuk tuna netra adalah selalu berbuat baik untuk sesama karena berbuat baik itu indah.”
Pengalaman Pengetikan Ulang Buku ini tidak akan pernah saya lupakan. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan bagi saya.